Terkait dengan rencana akuisisi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Pelabuhan Ratu milik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) oleh PT Bukit Asam (PT BA) mendapat sorotan dari Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan perihal besarnya nilai akuisi ini akan memberatkan keuangan dari PT Bukit Asam (PT BA) mengingatnya jumlahnya mencapai US$ 800 juta, maka dengan asumsi menggunakan kurs dollar Rp 15.500/dollar AS maka nilai transaksi setara dengan Rp 12,4 triliun.
“Jumlah tersebut setara dengan 55% modal PT BA yaitu Rp 22,7 T jika mengacu kepada laporan keuangan semester I-2022. Hal ini akan berdampak terhadap penurunan pembagian dividen PT BA kepada investor sehingga berdampak negatif terhadap harga saham PT BA di bursa,” jelas Mamit dalam keterangan tertulisnya.
Menurut Mamit, mengingat potensi akuisisi ini di danai oleh kas PT BA sangat besar sekali, mengingat saat ini lembaga pembiayaan lebih tertarik untuk memberikan pinjaman kepada pekerjaan yang mengarah ke green energy dalam rangka mengurangi emisi gas rumah kaca.
“Meskipun akuisisi ini dalam rangka mempercepat pensiun dini PLTU Pelabuhan Ratu, tapi tetap pada prinsipnya akusisi ini adalah ke arah energi fosil dalam hal ini batu bara. Akan sulit untuk mendapatkan pinjaman bagi PT BA terkait dengan rencana ini,”urai dia.
Dia pun berharap ditengah sedang bagusnya kinerja keuangan PT BA karena naiknya harga komoditas batu bara, akan langsung anjlok karena ambisi yang tidak sesuai dengan core bisnis dari PT BA sebagai produsen batu bara, bukan pemain di pembangkit listrik.
“Karena sesuatu yang bukan bidangnya kemudian dipaksa dilakukan, maka pasar menilai negatif dan investor akan lari sehingga keuangan PT BA akan terganggu. Hal bisa mengganggu kinerja operasional PT BA dalam meningkatkan produksi batubara ditengah durian runtuh tingginya harga batubara saat ini,” menurut Mamit.
Selain itu, Mamit juga menyatakan kekhawatirannya terkait kehandalan PT BA dalam menyalurkan listrik ke masyarakat karena mereka tidak pernah mengoperasikan pembangkit secara langsung.
“Jangan sampai nanti masyarakat yang dikorbankan dengan kurangnya pengalaman PT BA di pembangkitan. Padahal kita tahu bahwa listrik saat ini merupakan komponen utama dalam meningkatkan perekonomian masyarakat,”pungkas Mamit
No comment yet, add your voice below!