Pemerintah telah mengeluarkan anggaran Rp 502 triliun untuk subsidi energi yaitu Bahan Bakar Minyak (BBM), gas dan listrik sepanjang 2022. Angka subsidi energi ini membengkak dari yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan, pemerintah akan menjaga agar APBN tidak lagi bengkak demi menahan harga energi di tingkat konsumen. Salah satu upayanya, dengan memastikan ketersediaan bahan baku yang digunakan PLN dan Pertamina untuk menghasilkan energi.
“Harus ada keyakinan PLN, Pertamina dan penyedia pasokan yang utama ini harus tetap bisa menjalankan fungsinya,” kata Suahasil dalam Talkshow bertajuk: Laju Pemulihan RI Di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global, Jakarta, Selasa, (9/8/2022).
Saat ini pemerintah tengah memastikan ketersediaan bahan baku Pertamina dari luar negeri cukup. Sementara untuk bahan baku listrik PLN yakni batu bara dan gas, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan khusus.
“PLN kita kasih keputusan untuk harga batubara dan gas sudah ditetapkan,” kata dia.
Selain itu, pemerintah sekarang fokus untuk melanjutkan inisiasi penggunaan energi yang lebih efisien. Semisal mendorong masyarakat untuk menggunakan kendaraan listrik yang lebih hemat secara rupiah bagi pengguna dan keuangan negara.
“Dalam hitungan kita penggunaan kendaraan listrik ini lebih efisien dari nilai rupiahnya ketimbang BBM,” kata dia.
Pemerintah bahkan memberikan beberapa insentif bagi para pengguna kendaraan listrik. Agar masyarakat tertarik dan mulai beralih menggunakan kendaraan ramah lingkungan.
Di sisi lain, pemerintah juga telah meminta PLN untuk membuat kompor listrik yang bisa digunakan untuk rumah tangga. Namun program ini masih harus diujicobakan dan disosialisasikan.
“Kalau yang ini masih terbatas dulu, tapi nanti akan kita masifkan penggunaanya di kalangan rumah tangga,” kata dia mengakhiri.
No comment yet, add your voice below!