Disaat Kondisi Begini, Menteri Bahlil Seharusnya Berbicara Sesuai Tupoksinya

Bahan bakar Minyak (BBM) kini berpotensi langka di berbagai SPBU, imbas dari kuota subsidi dan Pertamina tidak ingin ambil resiko merugi, selain itu pemerintah terpaksa memilih menaikan harga berbagai jenis BBM dan LPG 3 kg bertujuan mengurangi beban subsidi energi yang mencapai Rp. 502 triliun.

Hal ini terlihat rasional sejak Presiden Joko Widodo mengungkapkan pada Jumat (12/8/2022) bahwa tidak ada negara yang mampu mensubsidi sebesar itu dalam kondisi global saat ada ancaman krisis energi  dan krisis pangan serta krisis keuangan akibat dampak perang Ukraina dan Rusia.

Yang menjadikan pertanyaan adalah, rencana kenaikan BBM diumumkan bukan oleh Menteri ESDM, namun Menteri Investasi BKPM Bahlil Lahadalia yang bukan tupoksinya. Pasalnya, Bahlil menucapkan itu kepada media pada Jumat (12/8/2022), bahwa jika harga minyak dunia diatas USD 100 per barel dan Pemerintah tetap menahan harga jual BBM Pertamina, maka subsidi Pemerintah bisa mencapai Rp. 600 Triliun, karena asumsi di APBN hanya USD 63 per barel dengan nilai tukar rupiah 14.750 perdolar.

Sebelumnya Bahlil meragukan kekuatan dari APBN dalam menanggung anggaran subsidi yang semakin melonjak tinggi. “Sampai kapan APBN kita akan kuat menghadapi subsidi semakin tinggi?” ungkap bahlil dalam akurat.co yang dirilis jumat (12/8/2022).

Tak hanya itu, Bahlil juga mengaskan bahwa selama ini subsidi yang diberikan pemerintah berupa subsidi BBM Sebagian besar belum tepat sasaran. “Kayak saya kalua pakai minyak subsidi in ikan nggak adil dong”. Ujarnya.

“Tetapi kalua yang lainnya ini mungkin tidak subsidi. Sebagiannya tetap akan subsidi, mungkin iya atau mungkin ada perubahan. Karena APBN kita (saat ini) sudah terlalu tinggi,” tegas Bahlil.

Disisi lain, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite tidak akan mengalami penyesuaian atau kenaikan harga. Hal ini seiring dengan menipisnya kuota jenis BBM khusus penugasan (JBKP) itu.

Pemerintah, kata dia sementara ini masih mempertahankan harga BBM jenis Pertalite di level Rp. 7.650 per liter. Namun, ia menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih bijak lagi dalam mengkonsumsi BBM.

“Pertalite ini kita pertahankan, sementara pertahankan. Cuma ya Langkah pertama ini kita harus bisa menghimbau masyarakat untuk hemat energi,” kata Arifin Tasrif dirilis oleh cnbcindonesia.com pada kamis (11/8/2022)

Dua statement berbeda dari kedua Menteri tersebut perlu diwaspadai mengingat pembantu presiden ini memiliki agenda masing-masing untuk 2024, sehingga bisa terjadi sebelumnya telah memberikan masukan yang kurang baik bagi Presiden. Selain itu, Menteri Bahlil harus bekerja sesuai tupoksinya agar tidak meresahkan masyarakat karena imbas dari kelangkaan dan kenaikan harga BBM di masyarakat.

No comment yet, add your voice below!


Add a Comment

Your email address will not be published.