Jakarta, energywatch.or.id – Pada 24 Juli 2023 Pertamina (Persero) telah resmi merilis bahan bakar baru. Melalui Subholding Commercial & Trading yaitu PT Pertamina Patra Niaga, Pertamax Green 95 akhirnya resmi dijual. Produk Pertamina ini memiliki harga dikisaran Rp13.500 per liter dan selama 12 bulan diedarkan terbatas di Jakarta (5 SPBU) serta Surabaya (10 SPBU).
Direktur Eksekutif Energy Watch Daymas Arangga menilai, peluncuran produk Pertamax Green 95 sebagai salah satu langkah Pertamina dalam mengurangi bahan bakar impor.
“Peluncuran Pertamax Green ini sebagai salah satu langkah Pertamina untuk mengurangi volume bahan bakar impor dan mendukung komitmen pengurangan emisi sesuai dengan peta jalan yang telah disusun. Seperti saat implementasi Biodiesel B5 pada tahun 2006 dulu.” ujar Daymas saat dihubungi RuangEnergi.com pada Selasa (25/07/2023).
Namun, dalam penggunaan Pertamax Green 95 yang berbahan Bioetanol menurut Daymas perlu dikaji dan diuji secara bertahap.
“Penggunaan bioetanol ini perlu secara bertahap dikaji dan diuji bagaimana dampaknya terhadap ekonomi, lingkungan dan juga pengguna secara langsung.” kata Daymas.
Dalam hal ini Energy Watch mendukung upaya pemerintah dalam upaya dari pengembangan biofuel memiliki tujuan jangka panjang.
“Secara prinsip, kami di Energy Watch mendukung upaya pemerintah dalam mengupayakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, namun kajian teknis maupun non-teknis juga tetap harus terus dilakukan agar tujuan baik dari biofuel ini dapat tercapai secara jangka panjang.” tutup Daymas.
Diketahui, Pertamax Green 95 diklaim sebagai bahan bakar kendaraan yang ramah lingkungan. Sebab menggunakan bahan baku terbarukan yakni bioetanol dari molase tebu sebanyak 5%. Untuk menghasilkan bensin campuran ini, Pertamina melalui sinergi BUMN bekerja sama dengan PT Energi Agro Nusantara yang merupakan anak usaha PT Perkebunan Nusantara X (Persero). Perusahaan pelat merah ini bertugas menyediakan bahan baku bioetanol dari bioetanol molases tebu yang diproses menjadi etanol fuel grade.